Kodok Bangkong: Klasifikasi, Ciri, Habitat, Cara Perkembangbiakan dan Fakta Menariknya
Kodok Bangkong, juga dikenal sebagai kodok kolong (Bufo melanostictus Schneider), merupakan amfibi yang menarik perhatian karena distribusinya yang luas dan perilaku perkembangbiakannya yang menarik.
Bufo melanostictus Schneider adalah nama ilmiah untuk kodok bangkong. Selain itu, kodok ini memiliki berbagai nama lain seperti kodok buduk, kodok berut/kerok, atau kodok kintĂȘl, tergantung daerahnya.
Di wilayah Jawa, ada juga sebutan kodok brama yang mengacu pada kodok bangkong berwarna kemerahan. Dalam bahasa Inggris, mereka dikenal sebagai Asian black-spined toad.
Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi lebih dalam mengenal kodok Bangkong, termasuk klasifikasinya,ciri, habitatnya, dan cara mereka berkembang biak berserta fakta menariknya. Yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini.
Klasifikasi Kodok Bangkong
Berikut ini Taksonomi atau klasifikasi kodok ini:
Kerajaan: Animalia (Hewan)
Filum: Chordata (Chordata)
Kelas: Amphibia (Amfibi)
Ordo: Anura (Kodok)
Famili: Bufonidae
Genus: Bufo
Spesies: B.melanostictus
Habitat dan Persebaran Kodok Bangkong
Kodok bangkong hidup di habitat perairan tawar yang meliputi area seperti rawa-rawa, kolam air tawar, dan danau dengan perairan yang tenang. Mereka juga dapat ditemukan di daerah persawahan dan ladang yang memiliki genangan air. Kemampuan mereka beradaptasi memungkinkan mereka hidup di lingkungan yang lembap, seperti hutan rawa atau daerah dengan vegetasi air yang melimpah.
Persebaran kodok bangkong meliputi wilayah yang luas, mulai dari India, Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan, Indochina, hingga ke Indonesia bagian barat. Di Indonesia, kodok bangkong telah menyebar dengan cepat (menginvasi) antar pulau melalui pergerakan manusia. Saat ini, mereka telah ditemukan di berbagai pulau seperti Bali, Lombok, Sulawesi, dan Papua Barat.
Ciri-ciri Kodok Bangkong
Berikut adalah beberapa ciri-ciri kodok bangkon yang perlu diketahui antara lain
Ukuran tubuh: Kodok bangkong memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan jenis kodok lainnya. Panjang tubuhnya bisa mencapai sekitar 7-10 cm, dengan tubuh yang gemuk dan padat.
1. Warna tubuh
Warna tubuh kodok bangkong bervariasi antara coklat kehijauan, kecoklatan, hingga hijau zaitun. Beberapa individu juga memiliki bercak-bercak gelap atau garis-garis pada tubuhnya.
2. Kaki belakang yang kuat
Kodok bangkong memiliki kaki belakang yang panjang dan kuat. Kaki ini membantu mereka dalam pergerakan di air atau daerah berlumpur. Selain itu, jari-jari pada kaki belakangnya juga memiliki permukaan yang bergerigi, membantu mereka menjaga keseimbangan dan berenang dengan lebih efisien.
3. Kelenjar racun
Seperti jenis kodok lainnya, kodok bangkong juga memiliki kelenjar racun di belakang kepala. Kelenjar ini menghasilkan racun yang berfungsi sebagai pertahanan dari predator. Sentuhan atau konsumsi kodok bangkong yang mengandung racun ini dapat berpotensi berbahaya bagi beberapa spesies.
4. Bentuk tubuh
Kodok bangkong memiliki tubuh yang gemuk dan padat, dengan kulit yang licin. Mereka memiliki kepala yang lebar dengan mata yang besar dan pupil yang horizontal. Mulutnya lebar dengan lidah yang panjang dan lengket.
5. Suara
Kodok bangkong jantan memiliki suara yang khas. Mereka menghasilkan suara yang berupa serangkaian "krok" atau "krak" yang cukup keras dan bisa terdengar jauh.
6. Perilaku
Kodok bangkong aktif pada malam hari (nocturnal) dan bersifat pemangsa. Mereka memakan berbagai jenis serangga, laba-laba, cacing, dan bahkan serangga kecil lainnya. Selama musim kawin, kodok bangkong jantan akan memancarkan suara panggilan untuk menarik perhatian betina.
Fakta Menarik Kodok Bangkong
Berikut beberapa fakta menarik tentang kodok bangkong yang perlu diketahui antara lain:
1. Habitat yang luas
Kodok bangkong dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk rawa-rawa, kolam air tawar, dan danau yang memiliki perairan yang tenang. Mereka juga dapat hidup di daerah persawahan dan ladang yang tergenang air.
2. Ukuran tubuh yang besar
Kodok bangkong memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan jenis kodok lainnya. Panjang tubuhnya bisa mencapai sekitar 7-10 cm, dengan tubuh yang gemuk dan padat.
3. Varian warna yang beragam
Warna tubuh kodok bangkong bervariasi antara coklat kehijauan, kecoklatan, hingga hijau zaitun. Beberapa individu juga memiliki bercak-bercak gelap atau garis-garis pada tubuhnya.
4. Kaki belakang yang kuat
Kodok bangkong dilengkapi dengan kaki belakang yang panjang dan kuat. Kaki ini membantu mereka dalam pergerakan di air atau daerah berlumpur. Selain itu, jari-jari pada kaki belakangnya juga memiliki permukaan yang bergerigi, membantu mereka menjaga keseimbangan dan berenang dengan lebih efisien.
5. Kelenjar racun
Seperti jenis kodok lainnya, kodok bangkong juga memiliki kelenjar racun di belakang kepala. Kelenjar ini menghasilkan racun yang berfungsi sebagai pertahanan dari predator. Sentuhan atau konsumsi kodok bangkong yang mengandung racun ini dapat berpotensi berbahaya bagi beberapa spesies.
6. Siklus hidup yang menarik
Perkembangbiakan kodok bangkong melibatkan serangkaian tahap dalam siklus hidupnya. Betina akan meletakkan telur-telurnya dalam kelompok dan melindunginya dengan lapisan gelatin atau jelatang. Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi berudu atau tadpole yang hidup di dalam air. Setelah mengalami metamorfosis, tadpole berubah menjadi katak muda atau katak dewasa.
7. Penyebaran yang luas
Kodok bangkong memiliki penyebaran yang luas di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur. Mereka juga telah diperkenalkan ke beberapa wilayah di luar habitat aslinya, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Demikianlah pembahasan tentang mengenal kodok Bangkong, termasuk klasifikasinya,ciri, habitatnya, dan cara mereka berkembang biak berserta fakta menariknya. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, sekian dan terima kasih.
Komentar
Posting Komentar